Rabu, 17 Juni 2020

"KELUARNYA YA'JUJ DAN MA'JUJ" By Ust. Abdurrahim

Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT Annur Cimande
Kamis, 18 Juni 2020 

Image "Ya'juj dan Ma'jud (Foto:Google)
Ya'juj dan Ma'juj
“KELUARNYA YA’JUJ DAN MA’JUJ”
By Ust. Abdurrahim

A.          Siapakah Ya’juj dan Ma’juj?
Setelah Dajjal mati terbunuh, Allah memperingatkan kepada Nabi Isa bahwa dia akan mengeluarkan makhluk-makhluknya yang tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun kecuali Allah. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Isa untuk mengajak para pengikutnya ke daerah yang lebih tinggi, tempatnya di gunung Thur.
Makhluk yang dimaksuditu adalah Ya’juj dan Ma’juj. Lalu, siapakah Ya’juj dan Ma’juj itu? Dalam Al-Qur’an dengan jelas digambarkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah makhluk perusak. Sebagaimana Allah berfirman:
“Hingga apabila Dia telah sampai di antara dua buah gunung, Dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan, Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Majuj’ itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’”  
(QS. Al-Kahfi:93 – 94)
Di dalam beberapa hadits, Ya’juj dan Ma’juj digambarkan sebagai suatu sosok makhluk aneh yang memiliki kekuatan untuk merusak. Akan tetapi banyak pula hadits yang menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj itu manusia biasa.

B.           Sifat dan Bentuk Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj termasuk bangsa manusia. Ada yang mengatakan mereka berasal dari Turki. Tepatnya keturunan dari Sanaf bin Yafits bin Nuh AS. Namun begitu, sifat Ya’juj berbeda dengan manusia biasa. Ada 3 macam macam sifat Ya’juj dan Ma’jdan yang satu lagi uj, yaitu:

1.            Ada yang bentuknya seperti lebah yang tingginya 120 hasta.
2.            Ada yang telinganya berbentuk persegi empat dan sangat lebar, jika tidur telinga yang satu digunakan untuk selimut dan yang satu lagi digunakan sebagai alas.
3.            Ada yang tingginya kurang lebih satu jengkal.

Dalam buku Fafirru Ilallah, diceritakan bahwa Imam Al-Qurtuby dari Artho’ah bin Al-Mundir, ia berkata, “Ya’juj dan Ma’juj memiliki tiga bagian yang berbeda; sepertiga eperti panjangnya Al-Arzi (pohon yang besar), sepertiga lagi seperti segi empat yang panjang dan luas, dan sepertiganya lagi membentangkan telinganya dan menyelimuti yang lainnya.
Kemudian, disebutkan riwayat dari Ali RA bahwa sebagian mereka (Ya’juj dan Ma’juj) panjang satu jengkalnya mempunyai kuku yang panjang dan bisa berganti-ganti seperti halnya binatang buas yang dapat menerkam mangsanya dalam kegelapan, serta dapat mengaum layaknya harimau, mereka dapat merasakan panas dan dingin, telinganya besar dan salah satunya berbulu lebat hingga menutupi lubang telinga dan telinga yang lain berkulit bersih.
Menurut sebagian ulama, Ya’juj dan Ma’juj saat ini telah ada. Menurut Musa, pada saat Ya’juj dan Ma’jujuj masih bertempat di dalam jurang yang lebarnya 150 hasta. Jurang tersebut diapit oleh Gunung Amlas dan Gunung Munqothi’. Gunung Amlas merupakan gunung yang tidak bisa dilewati oleh manusia karena sangat licin. Sedangkan, Gunung Munqathi’ merupakan gunung yang di belakangnya tidak ada apa-apa lagi selain lautan.
Di antara kedua gunung tersebut diberi pagar rapat-rapat oleh raja Iskandar Dzulkarnain pada tahun 1530 sebelum hijrah. Pagar tersebut dibuat dari besi yang dilapisi dengan cairan tembaga. Tingginya 600 hasta, sama dengan tingginya gunung. Lebarnya kurang lebih 300 hasta dan panjangnya sama jarak antara kedua gunung tersebut, yaitu sekitar seratus pos. Ppagar tersebut setiap hari sampai hari ini terus digerogoti oleh Ya’juj’ dan Ma’juj’. Namun, mereka tidak akan dapat menjebol pagar tersebut sebelum Nabi Isa AS turun.

C.           Matinya Ya’juj’ dan Ma’juj’
Dalam hadits Nawas bin Sam’an RA disebutkan cerita Isa dengan Ya’juj dan Ma’juj setelah matinya Dajjal,

“Kemudian Isa AS datang dan Allah melindungi mereka dari Dajjal. Dan mengusap wajah mereka lalu menceritakan tingkatan mereka di surga. sementara dia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah ta'ala m’merintahkan Isa, ‘Kami (Allah) telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seorang pun yang mampu memerangi mereka. Maka bawalah hamba-hamba-Ku ke Thursina. Allh mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj, sedangkan mereka keluar dari dataran tinggi dengan cepat. Barisan pertama melewati danau Thabariyah.
Allah menurunkan hujan yang tidak membiarkan rumah tanah atau batu atau bulu tinggal, bahkan mencuci tanah itu sehingga bersih bagaikan cermin yang bersih mengkilap.”
“Kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Datanglah buah-buahanmu, dan kembalikan berkahmu.’ Hari itu sekelompok orang dapat kenyang dengan sebagian dari buah delima dan berteduh di bawah kulitnya (karena teramat besarnya). Susu pernah diberkahi sehingga susu seekor unta perah cukup untuk sekelompok orang, dan susu seekor sapi perah cukup untuk kabilah dan susu seekor kambing perahan cukup untuk sekelompok orang kurang dari satu kabilah.”
“Sementara mereka dalam keadaan sepertiitu, tiba-tiba Allah mengirim angin yang baik dan meniup mereka dari bawah ketiak mereka dan mengambil ruh setiap mu’min dan setiap muslim, serta membiarkan orang-orang jahat berbuat jahat di bumi seperti keledai, dan dalam keadaan mereka seperti itulah hari kiamat terjadi.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

  Dalam buku Fafirru Ilallah, disebutkan riwayat lain yang menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj akan mati karena diamuk oleh angin puyuh, yaitu angin yang telah membinasakan kaum Ad. Karena besarnya angin tersebut maka hanya dalam beberapa saat Ya’juj dan Ma’juj yang sangat banyak jumlahnya itu mati tanpa tersisa sedikit pun. Kemudian, Nabi Isa dan kaum muslimin pun bersyukur kepada Allah SWT dan keluar dari tempat pengungsiannya. Tapi, akhirnya mereka susah lagi karena mereka merasa tidak mampu merawat bangkai Ya’juj dan Ma’juj yang sangat banyak tersebut.
Nabi Isa AS berdo’a  kepada Allah SWT, kemudin Allah pun menurunkan burung-burung yang besar yang berwarna hitam dan mempunyai paruh seperti burung cangak. Lalu burung-burung cangak tersebut membawa bangkai Ya’juj dan Ma’juj dibawa ke tanah mahbal (tanah yang tidak dihuni manusia).
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa bangkai Ya’juj dan Ma’juj tersebut dibuang ke lautan dimakan ikan sehingga waktu itu ikan-ikan di lautan jadi gemuk-gemuk.
Nabi Isa dan kaum muslimin pun bersyukur kepada Allah. Tapi, mereka masih merasa jijik karena kotoran Ya’juj dan Ma’juj yang baunya menusuk hidung. Kemudian, Nabi Isa berdoa kepada Allah. Allah pun menurunkan hujan yang deras untuk membersihkan kotoran Ya’juj dan Ma’juj. Lalu, kaum muslimin bersyukur kepada Allah dan merasa gembira, walaupun pada saat itu bau kotoran Ya’juj dan Ma’juj masih menusuk hidung dan baru hilang setelah tujuh tahun.
Mulai saat itulah Nabi Isa AS menata dunia, memberikan ketentraman bagi umat menurut syari’at agama Islam, orang yang tadinya kafir dan angkuh hatinya, semua bersegera dengan tulus dan ikhlas memasuki agama Islam.


KSP 42 ~
Kamis, 18 Juni 2020 – 18.26 WIB
R e f e r e n s i :
Ust. Abdurrahim,
‘Dajjal, Imam Mahdi dan Nabi Isya”
Sandro Jaya Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"P U A S A" By Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid

http://kertasinga.blogspot.com-Senin, 05 April 2021-13:02 WIB Definisi Shiyam) 1 Shiyam dan shaum secara bahasa adalah menahan diri dari...

"KONTEN ENTRY BLOG"