Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT Annur Cimande
Kamis, 18 Juni 2020
Ya'juj dan Ma'juj |
“KELUARNYA YA’JUJ
DAN MA’JUJ”
By Ust. Abdurrahim
A.
Siapakah
Ya’juj dan Ma’juj?
Setelah
Dajjal mati terbunuh, Allah memperingatkan kepada Nabi Isa bahwa dia akan
mengeluarkan makhluk-makhluknya yang tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun
kecuali Allah. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Isa untuk
mengajak para pengikutnya ke daerah yang lebih tinggi, tempatnya di gunung
Thur.
Makhluk
yang dimaksuditu adalah Ya’juj dan Ma’juj. Lalu, siapakah Ya’juj dan Ma’juj
itu? Dalam Al-Qur’an dengan jelas digambarkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah
makhluk perusak. Sebagaimana Allah berfirman:
“Hingga apabila Dia
telah sampai di antara dua buah gunung, Dia mendapati di hadapan kedua bukit
itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan, Mereka berkata: ‘Hai
Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Majuj’ itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’”
(QS. Al-Kahfi:93 – 94)
Di
dalam beberapa hadits, Ya’juj dan Ma’juj digambarkan sebagai suatu sosok
makhluk aneh yang memiliki kekuatan untuk merusak. Akan tetapi banyak pula
hadits yang menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj itu manusia biasa.
B.
Sifat
dan Bentuk Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj
termasuk bangsa manusia. Ada yang mengatakan mereka berasal dari Turki.
Tepatnya keturunan dari Sanaf bin Yafits bin Nuh AS. Namun begitu, sifat Ya’juj
berbeda dengan manusia biasa. Ada 3 macam macam sifat Ya’juj dan Ma’jdan yang
satu lagi uj, yaitu:
1.
Ada yang bentuknya seperti lebah yang
tingginya 120 hasta.
2.
Ada yang telinganya berbentuk persegi
empat dan sangat lebar, jika tidur telinga yang satu digunakan untuk selimut
dan yang satu lagi digunakan sebagai alas.
3.
Ada yang tingginya kurang lebih satu
jengkal.
Dalam buku Fafirru Ilallah, diceritakan bahwa Imam
Al-Qurtuby dari Artho’ah bin Al-Mundir, ia berkata, “Ya’juj dan Ma’juj memiliki tiga bagian yang berbeda; sepertiga eperti
panjangnya Al-Arzi (pohon yang besar),
sepertiga lagi seperti segi empat yang panjang dan luas, dan sepertiganya lagi
membentangkan telinganya dan menyelimuti yang lainnya.
Kemudian, disebutkan
riwayat dari Ali RA bahwa sebagian mereka (Ya’juj dan Ma’juj) panjang satu
jengkalnya mempunyai kuku yang panjang dan bisa berganti-ganti seperti halnya
binatang buas yang dapat menerkam mangsanya dalam kegelapan, serta dapat
mengaum layaknya harimau, mereka dapat merasakan panas dan dingin, telinganya
besar dan salah satunya berbulu lebat hingga menutupi lubang telinga dan
telinga yang lain berkulit bersih.
Menurut sebagian
ulama, Ya’juj dan Ma’juj saat ini telah ada. Menurut Musa, pada saat Ya’juj dan
Ma’jujuj masih bertempat di dalam jurang yang lebarnya 150 hasta. Jurang
tersebut diapit oleh Gunung Amlas dan Gunung Munqothi’. Gunung Amlas merupakan
gunung yang tidak bisa dilewati oleh manusia karena sangat licin. Sedangkan,
Gunung Munqathi’ merupakan gunung yang di belakangnya tidak ada apa-apa lagi
selain lautan.
Di antara kedua
gunung tersebut diberi pagar rapat-rapat oleh raja Iskandar Dzulkarnain pada
tahun 1530 sebelum hijrah. Pagar tersebut dibuat dari besi yang dilapisi dengan
cairan tembaga. Tingginya 600 hasta, sama dengan tingginya gunung. Lebarnya
kurang lebih 300 hasta dan panjangnya sama jarak antara kedua gunung tersebut,
yaitu sekitar seratus pos. Ppagar tersebut setiap hari sampai hari ini terus
digerogoti oleh Ya’juj’ dan Ma’juj’. Namun, mereka tidak akan dapat menjebol
pagar tersebut sebelum Nabi Isa AS turun.
C.
Matinya
Ya’juj’ dan Ma’juj’
Dalam hadits Nawas
bin Sam’an RA disebutkan cerita Isa dengan Ya’juj dan Ma’juj setelah matinya
Dajjal,
“Kemudian
Isa AS datang dan Allah melindungi mereka dari Dajjal. Dan mengusap wajah
mereka lalu menceritakan tingkatan mereka di surga. sementara dia dalam keadaan
seperti itu, tiba-tiba Allah ta'ala m’merintahkan Isa, ‘Kami (Allah) telah
mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada seorang pun yang mampu memerangi
mereka. Maka bawalah hamba-hamba-Ku ke Thursina. Allh mengeluarkan Ya’juj dan
Ma’juj, sedangkan mereka keluar dari dataran tinggi dengan cepat. Barisan
pertama melewati danau Thabariyah.
Allah
menurunkan hujan yang tidak membiarkan rumah tanah atau batu atau bulu tinggal,
bahkan mencuci tanah itu sehingga bersih bagaikan cermin yang bersih
mengkilap.”
“Kemudian
dikatakan kepada bumi, ‘Datanglah buah-buahanmu, dan kembalikan berkahmu.’ Hari
itu sekelompok orang dapat kenyang dengan sebagian dari buah delima dan
berteduh di bawah kulitnya (karena teramat besarnya). Susu pernah diberkahi
sehingga susu seekor unta perah cukup untuk sekelompok orang, dan susu seekor
sapi perah cukup untuk kabilah dan susu seekor kambing perahan cukup untuk
sekelompok orang kurang dari satu kabilah.”
“Sementara
mereka dalam keadaan sepertiitu, tiba-tiba Allah mengirim angin yang baik dan
meniup mereka dari bawah ketiak mereka dan mengambil ruh setiap mu’min dan
setiap muslim, serta membiarkan orang-orang jahat berbuat jahat di bumi seperti
keledai, dan dalam keadaan mereka seperti itulah hari kiamat terjadi.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Dalam buku Fafirru
Ilallah, disebutkan riwayat lain yang menerangkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj akan
mati karena diamuk oleh angin puyuh, yaitu angin yang telah membinasakan kaum
Ad. Karena besarnya angin tersebut maka hanya dalam beberapa saat Ya’juj dan Ma’juj
yang sangat banyak jumlahnya itu mati tanpa tersisa sedikit pun. Kemudian, Nabi
Isa dan kaum muslimin pun bersyukur kepada Allah SWT dan keluar dari tempat
pengungsiannya. Tapi, akhirnya mereka susah lagi karena mereka merasa tidak
mampu merawat bangkai Ya’juj dan Ma’juj yang sangat banyak tersebut.
Nabi
Isa AS berdo’a kepada Allah SWT, kemudin
Allah pun menurunkan burung-burung yang besar yang berwarna hitam dan mempunyai
paruh seperti burung cangak. Lalu burung-burung cangak tersebut membawa bangkai
Ya’juj dan Ma’juj dibawa ke tanah mahbal (tanah yang tidak dihuni manusia).
Dalam
riwayat yang lain disebutkan bahwa bangkai Ya’juj dan Ma’juj tersebut dibuang
ke lautan dimakan ikan sehingga waktu itu ikan-ikan di lautan jadi gemuk-gemuk.
Nabi
Isa dan kaum muslimin pun bersyukur kepada Allah. Tapi, mereka masih merasa
jijik karena kotoran Ya’juj dan Ma’juj yang baunya menusuk hidung. Kemudian,
Nabi Isa berdoa kepada Allah. Allah pun menurunkan hujan yang deras untuk
membersihkan kotoran Ya’juj dan Ma’juj. Lalu, kaum muslimin bersyukur kepada
Allah dan merasa gembira, walaupun pada saat itu bau kotoran Ya’juj dan Ma’juj
masih menusuk hidung dan baru hilang setelah tujuh tahun.
Mulai
saat itulah Nabi Isa AS menata dunia, memberikan ketentraman bagi umat menurut
syari’at agama Islam, orang yang tadinya kafir dan angkuh hatinya, semua
bersegera dengan tulus dan ikhlas memasuki agama Islam.
KSP 42 ~
Kamis, 18 Juni 2020
– 18.26 WIB
R e f e r e n s i :
Ust. Abdurrahim,
‘Dajjal, Imam Mahdi
dan Nabi Isya”
Sandro Jaya Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar