Minggu, 01 September 2019

Dr. Sa'id Bin Ali: "SHALAT SUNNAH MUTLAK SIANG DAN MALAM

Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Senin, 02 September 2019 - 12:43 WIB

Image "Dr. Sa'id Bin Ali (Foto: SP)


Seorang Muslim boleh dengan sesuka hati shalat sunnah mutlak siang dan malam hari selain diwaktu-waktu larangan. Shalat sunnah itu dilakukan dengan dua rakaat-dua rakaat. Dasarnya adalah hadits Abdullah bin Umar yang meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda yang artinya sebagai berikut:
“Shalat sunnah malam dan siang hari itu dilakukan dua rakaat-dua rakaat.” *1

Seorang mukmin boleh shalat sesuka hati, sesuai dengan hadits Anas bin Malik berkenaan dengan ayat berikut yang artinya:
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang telah kami berikan kepada mereka.” (As-Sajdah:16).
Anas menyatakan, yang artinya sebagai berikut,“Mereka terus terjaga antara waktu Maghrib dengan Isya sambil melakukan shalat.” Al-Hasan menyatakan, “Maksudnya adalah shalam malam. *2

Dari Anas diriwayatkan bahwa ia menuturkan ketika menafsirkan ayat yang artinya sebagai berikut,“Dan sedikit sekali dari waktu malam mereka membaringkan diri.”Demikian juga dengan Firman Allah sebelumnya yang artinya adalah sebagai berikut,“Lambung-lambung mereka jauh” (Adz-Dzariyat:17) *3

Dari Hudzaifah diriwayatkan bahwasannya Rasulullah biasa melakukan shalat Maghrib. Beliau terus melakukan shalat di masjid hingga datang waktu Isya di akhir waktu *4 (sebagaimana disunahkan, yakni sepertiga atau pertengahan malam.)

Dari riwayat lain dari Hudzaifah diriwayatkan bahwa ia menceritakan yang artinya sebagai berikut:
“Ibuku bertanya kepadaku, ‘Kapan terakhir engkau bersama Nabi?’ Aku menjawab, ‘Aku sudah tidak bersama beliau semenjak waktu ini dan itu.’ Maka ibuku mengecamku. Maka aku berkata kepada ibuku, ‘Biarkan aku menemui Nabi, lalu shalat Maghrib bersama beliau, lalu aku akan meminta kepada beliau agar memohonkan ampunan untukku dan untukmu.’ Maka aku pun datang kepada Nabi, lalu shalat Maghrib bersama beliau. Beliau terus melakukan shalat hingga datang waktu Isya. Setelah itu beliau beranjak, dan langsung bertanya, ‘Siapa itu?’ Aku menjawab, ‘Benar.’ Kata beliau, ‘Apa keperluanmu, semoga Allah mengampuni dirimu dan ibumu.’ Kemudian beliau melanjutkan, ‘Ini sesosok malaikat turun yang belum pernah sekalipun turun ke dunia sebelum malam ini. Ia meminta izin kepada Rabbnya untuk memberi salam kepadaku, dan memberiku kabar gembira bahwa putriku Fathimah adalah penghulu kaum wanita di surga, dan bahwa al-Hasan dan al-Husain juga akan menjadi penghulu pemula ahli surga’. *5
Dalam lafazh lain, “Aku pun menemui Nabi dan shalat Maghrib bersama beliau. Beliau terus shalat hingga waktu Isya. *6
__________________________________
*1.    Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam Kitab Qiyamul Lail wa Tathawwu’ an-Nahar, Bab  Kaifa Shalat al-Lail, no. 1166. Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dalam Kitab ash-Shalah, Bab Fi Shalat an-Nahar, no.1295. diriwayatkan oleh Ibnnu Majah dalam Kitab Iqamah ash-Shalah wa as-Sunnah Fiha, Bab Ma Ja’a Fi Shalat al-Lail wa an-Nahar Matsna, no. 1322. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih an-Nasa’i, 1/321 serta Shahih Abi Dawud, 1/240.)
*2.   Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Kitab at-Tathawwu’, Bab Waqti Qiyam an-Nabi, no. 1321. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Kitab Tafsir al-Qur’an, Bab Min Surat as-Sajadah, no. 3196, akan tetapi lafazhnya adalah: Dari Anas bin Malik diriwayatkan tentang ayat yang artinya sebagai berikut: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,” bahwa ayat itu turun untuk menunggu shalat yang disebut atamah (Shalat Isya). Riwayat ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi, 3/89 dan shahih Abi Dawud, 1/245.
*3.    Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Kitab at- Tathawwu’, Bab Waqti Qiyam an-Nabi, no. 1322, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud, 1/245.
*4.    Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dalam Kitab ash-Shalah, Bab Ma Dzukira fi ash-Shalah Ba’da al- Maghrib Anahu fi al-Baiti Afdhal, no. 604. At-Tirmidzi menyatakan, “Diriwayatkan juga dari Hudzaifah,” lalu beliau menyihirnyitirnya. Lihat Shahih at-Tirmidzi oleh al-Albani, 1/178.
*5.    Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dengan lafazhnya dalam Kitab al-Manaqih, Bab Manaqih al-Hasan wa al-Husain, no. 3781. Beliau berkata, “Hadits ini hasan gharib. Dikeluarkan oleh Ahmad, 5/404. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi, 3/226. Syaikh Muhammad Ahmad Syakir menyatakan dalam catatan kakinya terhadap Sunan at-Tirmidzi, 2/502 setelah menyebutkan hadits itu dengan sanadnya dari Imam Ahmad: “Sanadnya bagus, hasan atau shahih.”
*6.    Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzamah dalam Shahihnya, dalam Kitab at-Tathawwu’ Bil Lail, Bab Fadhl at-Tathawwu’ Baina al-Maghrib wa al-Iya’ , no. 1194. Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 380. al-Mundziri dalam at-Targhib wa at-Tarhib, 1/458: “Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dengan sanad yang bagus. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, 1/241. Beliau menyatakan dalam Misykah at-Mashabih oleh at-Tibrizi, no. 6162 dengan sanad at-Tirmidzi, no. 3781: “Sanadnya bagus.” Kata beliau.

—KSP42—
Senin, 02 September 2019 – 07:12 WIB
Bumi Pangarakan, Lido - Bogor

Sumber:
Dr. Sa’id Bin Ali  Bin Wahf Al-Qahthani,
“Shalat Sunnah dan Keutamaannya”
Penerbit:
Darul Haq Jakarta 2018
 “Shalat Sunnah dan Keutamaannya”
Penerbit:
Darul Haq Jakarta 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"P U A S A" By Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid

http://kertasinga.blogspot.com-Senin, 05 April 2021-13:02 WIB Definisi Shiyam) 1 Shiyam dan shaum secara bahasa adalah menahan diri dari...

"KONTEN ENTRY BLOG"