Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Jumat, 23 Agustus 2019 - 20:06 WIB
Amal perbuatan yang paling disukai oleh
Allah adalah yang secara rutin dijalankan pelakunya, meskipun jumlahnya
sedikit, berdasarkan hadist Aisyah bahwa ia bercerita yang artinya sebagai
berikut:
Jumat, 23 Agustus 2019 - 20:06 WIB
Syaikh Sa'id bin Ali |
“(Suatu
kali) Nabi masuk masjid, tiba-tiba beliau melihat ada tali yang dibentangkan di
antara dua tiang. Beliau bertanya, ‘Tal apa ini?’ rang-orang di situ menjawab,
‘Itu milik Zainab, digunakan untuk shalat. Bila ia merasa malas atau hilang
semangat, ia berpegangan pada tali tersebut.’ maka beliau bersabda, ‘Jangan
begitu. Lepaskan tali itu. Hendaknya seseorang di antara kalian shalat sebatas
semangatnya, lalu bila hilang semangat, hendaknya ia berhenti’.” (Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab at-Tahajjud, Kitab at-Tahajjud, Bab Ma Yukrah min at-Tasydid fi
al-Ibadah, no.1150.
diriwayatkan oleh Muslim, Kitab Shalat al-Musafirin, Bab Fadhilah al-Amal-Da’im min Qiyam al-Lail
wa Ghairihi wa al-Amru fi al-Iqtishad fi al-Ibadah, no.784)
Masruq berkata, “Aku pernah bertanya kepada Aisyah, ‘amalan apa yang paling disukai
oleh Rasulullah?’ Aisyah menjawab, ‘Yang rutin.’ Aku bertanya lagi, ‘Kapan
beliau mulai bangun shalat malam?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau bangun bila
mendengar tukang teriak’. (diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab at-Tahajjud, Bab Man Nama Inda
as-Sahar, no. 1132, juga dalam kitab ar-Riqaq,
Bab al-Qashd wa al-Mudawamah ala al-Amal,
no. 2461, 2462. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab al-Musafirin, Bab Shalat al-Lail wa Adadu Raka’at an-Nabi, no.
741. Yang dimaksud dengan “tukang teriak” yang didengar nabi adalah ayam
berkokok.
Juga berdasarkan hadits Aisyah secara marfu’, dalam hadits itu tercantum yang
artinya sebagai berikut:
“Lakukanlah
dari amal-amal itu sesuai dengan kemampuan kalian; karena sesungguhnya Allah
tidak akan bosan sampai kalian sendiri bosan.”
Demikian juga shalat yang paling disukai
oleh Nabi adalah yang paling rutin dilakukan, meskipun jumlahnya sedikit. Beliau
bila melakukan shalat, menjalankannya dengan rutin. (Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab ash Shaum, Bab ShaumSha’ban, no 1970, juga dalam Kitab ar-Riqaq wa ash-Shiyam, Bab Shiyam
an-Nabi no. 782.
Dalil lain adalah hadits Abu Hurairah, dari
Nabi diriwayatkan bahwa beliau bersabda, yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya
agama ini mudah, dan tak seorangpun yang memaksakan diri (berlebihan) dalam
agama, kecuali pasti ia akan dikalahkannya (dibuatnya tidak mampu). Maka
bersikaplah lurus, berusahalah mendekati kesempurnaan, dan bergembiralah
(tentang pahala), serta jadikanlah kesempatan pada setiap pagi dan petang serta
waktu di tengah malam sebagai penolong (beribadah).” (HR. Al-Bukhari).
Dalam satu riwayat lain disebutkan, yang
artinya sebagai berikut:
“Amal
seseorang
tidak bisa memasukkannya ke dalam surga.”
Para sahabat bertanya, “Beliau menjawab, “Tidak, tidak juga aku, hanya saja
Allah meliputiku dengan karunia dan rahmatnya, maka bersikaplah lurus, berusahalah
mendekati kesempurnaan, dan janganlah salah seorang kalian mengharapkan mati;
karena bila ia orang baik, semoga dia bisa bertambah kebajikannya, dan bila ia
seorang pendosa, semoga dia bisa memperbaiki diri (dan bertaubat).” (HR.Bukhari).
Sumber:
Dr.
Sai’d Bin Ali Bin Wahf Al-Qahtani, “Shalat Sunnah dan Keutamaannya”
Penerbit:
Darul
Haq Jakarta 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar