Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Selasa, 28 November 2017 - 09:00 WIB
Selasa, 28 November 2017 - 09:00 WIB
Hallobogor.com, Bogor – Wali Kota Bogor Bima Arya
menyoroti tajam keteladanan guru. Karenanya, membangun pendidikan karakter
melalui keteladanan guru menjadi tajuk utama peringatan Hari Guru Nasional
(HGN) ke-23 yang digelar di GOR Pajajaran Kota Bogor, Sabtu (25/11/2017).
Dslam sambutannya saat menjadi inspektur upacara
peringatan HGN, Bima mengatakan bahwa HGN 2017 erat kaitannya implementasi
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter,
yang memiliki makna guru sebagai sosok utama dalam satuan pendidikan. Mereka
para guru memiliki tanggung tanggung jawab membentuk karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga.
“Urgensi penguatan karakter semakin mendesak seiring
dengan tantangan berat di masa depan. Sebab peserta didik saat ini merupakan
calon generasi emas Indonesia di 2045 yang harus memiliki bekal jiwa
Pancasila,” ujarnya.
Penguatan karakter siswa, lanjut Bima, terlebih dahulu
harus diperankan guru dengan menjadi orang yang berarti sekaligus sumber
keteladanan bagi siswa. Momentum HGN ini harus pula dijadikan sebagai refleksi
bagi guru apakah sudah cukup profesional dan teladan bagi siswanya. Namun, di
sisi lain juga refleksi bagi siswa apakah sudah cukup memuliakan guru-guru yang
telah mendidik dan membentuk karakter bangsa.
“Bagi pemerintah HGN menjadi titik evaluasi strategis
bagi pengambilan kebijakan. Mengingat masih banyak persoalan guru yang belum
sepenuhnya diatasi. Maka, kebijakan-kebijakan yang sedang dan akan dilaksanakan
harus membuat guru lebih kompeten, profesional, terlindungi dan sejahtera,”
tuturnya.
Menurut Bima, kesejahteraan guru berupa pemberian
tunjangan profesi bagi guru yang bersertifikat, tunjangan khusus bagi guru yang
mengabdi di daerah serta guru yang memiliki keahlian ganda terus menjadi
perhatian. Perhatian Pemerintah Daerah lewat pemberian tunjangan tambahan atau
terobosan kebijakan inovasi kepada para guru juga akan sangat dihargai. “Upaya
pemerintah pusat ada batasnya tapi melalui kebijakan pemerintah daerah
Alhamdulilah banyak hal bisa diatasi,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin
menambahkan, mengukur keteladanan guru di Kota Bogor yang jumlahnya mencapai 10
ribu menurutnya sudah cukup bagus dan baik. Meski begitu untuk penyimpangan
guru sekecil apapun itu tetap harus jadi perhatian. Dan setiap ada kejadian
apapun di luar kota menjadi pengingat bagi-guru di Kota Bogor.
“Saya selalu ingatkan guru jika sedang emosional
sebaiknya menghindari anak-anak, berwudhu dan setelah redam baru kembali ke anak-anak.
Tugas guru memang berat membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang berbeda
dengan profesi lain,” terangnya.
Terkait tunjangan guru, kata Fahrudin, Pemkot Bogor
sudah menganggarkan dana Rp4 miliar untuk honor guru K2 di Kota Bogor. Anggaran
tersebut di luar dari dana BOS yang setiap bulan diberikan Rp500 ribu sampai
Rp600. Tak hanya itu, di 2018 mendatang Disdik juga akan memberikan tunjangan
sebesar Rp 200 ribu perbulan bagi 750 guru PAUD di Kota Bogor.
“Jadi untuk mengupgrade kompotensi guru itu dilakukan
dari berbagi sisi. Dari pelatihan, menyediakan beasiswa bagi guru-guru PAUD dan
melalui tunjangan. Walaupun sifatnya hanya membantu Pemkot sudah memerhatikan
lebih serius kesejahteraan guru lewat APBD,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan Ketua PGRI Kota Bogor Basuki. Ia
mengatakan, PGRI sendiri harus meningkatkan profesionalisme guru. “Pada
prinsipnya sebagai guru harus mencontohkan kedisiplinan, kepatuhan sehingga
melaksanakan tujuan pendidikan nasional, menjadi guru yang bagus berkembang
modern di masa kini. Keteladanan seorang guru kita mesti pahami karena guru
juga seorang manusia, jadi tidak lepas dari kesalahan, kekurangan namun secara
profesional kita harus meningkatkan kualitas guru,” jelasnya. (dns)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar