Blog Slamet Priyadi : Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Jumat, 18 Januari 2019 - 08:33 WIB
Jumat, 18 Januari 2019 - 08:33 WIB
Biografi
AL-IMAM MUHAMMAD
NASHIRUDDIN
AL-ALBANI
Al-Imam Muhammad Nashiruddin Al-Abani adalah
seorang imam Ahlus Sunnah abad ini, yang mengorbankan seluruh hidupnya demi
mengabdikan diri kepada Allah, seorang laki-laki agung yang namanya telah
memenehi cakrawala. Beliau tidak saja dikenal sebagai seorang ulama ahli
hadits, akan tetapi beliau juga salah seorang di antara barisan para ulama yang
mendapat predikat sebagai pembaharu Islam (Mujaddid
al-Islam).
⍟ Nama,
Kelahiran, dan Pertumbuhan Syaihk Al-Bani
Beliau adalah Muhammad Nashiruddin bin Nuh,
dikenal dengan kunyah Abu
Abdurrahman. Beliau lahir tahun 1914
M di tengah sebuah keluarga yang sangat sederhana dan sibuk dengan ilmu agama,
di ibu kota Albania. Bapaknya, Haji Nuh; adalah salah seorang ulama besar
Albania kala itu; yang pernah menuntut ilmu di Istambul, Turki, kemudian
kembali ke Albania untuk mengajarkan ilmu dan berdakwah.
Lingkungan keluarga yang menaungi Syaikh
al-Albani ketika masih kanak-kanak, penuh dengan cahaya Islam yang tampak
sangat terjaga dalam setiap sisi.
⍟ Hijrah
Demi Melindungi Agama
Ketika Ahmad Zogo menjadi raja Albania, dia
mulai melancarkan berbagai perubahan aturan sosial yang revolusioner bagaikan
hantaman hebat yang menggoncangkan pondasi-pondasi lingkungan Islami tersebut,
karena tindakan yang dilakukan oleh thagut
Turki, Musthafa Ataturk; dimana para wanita Albania diharuskan menanggalkan
hijabnya, sehingga rangkaian fitnah dan malapetaka pun tak terhindarkan. Sejak
saat itu, mulailah kaum Muslimin yang mengkhawatirkan agama mereka, berhijrah
keberbagai negeri. Termasuk di antara yang paling pertama hijrah adalah Syaikh
Haji Nuh, yang membawa agama dan keluarganya Ke Suria. Termasuk di dalamnya
sang Imam kecil, Muhammad Nashiruddin al-Albani.
⍟ AL-Albani
Mulai Menuntut Ilmu
Di Damaskus, lelaki kecil Muhammad
Nashiruddin mulai meninmba ilmu dengan mempelajari Bahasa Arab di Madrasah
Jami’iyah al-Is’af al-Hairi. Di sanalah beliau mulai memapaki dunia ilmu dan
kemudian mendaki kemuliaan sebagai seorang alim.
Orang yang paling pertama menanamkan
pengaruhnya adalah bapaknya sendiri, Haji Nuh, yang merupakan salah seorang
ulama Madzab Hanafi kala itu. Dan untuk beberapa lama beliau mengikuti taqlid madzabi yang diajarkan bapaknya.
Akan tetapi hidayah Allah selalu datang kepada orang yang dikehendaki kebaikan
pada dirinya oleh Allah. Dankemudian beliau muncul sebagai seorang yang tidak
terkekang oleh Madzab tertentu.
Begitulah al-Albani muda ini muncul sebagai
seorang pemuda yang unggul dalam kajian hadits, yang pindah dari satu majelis
pengajian ke majelis lainnya demi menimba ilmu.
Semua sepak terjang beliau dalam mencari
ilmu tadi, berbarengan dengan kehidupan beliau yang sangat pas-pasan. Sehingga
untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari, beliau bergelut sebagai seorang
tukang (servis) jam, dan beliau dikenal sangat ahli dalam pekerjaan tersebut.
dan semua itu sama sekali tidak menghalangi beliau untuk menjadi seorang alim
yang besar dikemudian hari.
⍟ Menjadi
Guru Besar di Universitas Islam Masinah
Berkat jerih payah dan keuletan sang Iman,
dan tentu karena taufik dari Allah, sejumlah karya tulis beliau mulai terbit
dari tangan beliau dalam berbagai disiplin ilmu, seperti fikih, akidah dan
lainnya, terlebih dalam ilmu hadits yang memang merupakan spesifikasi beliau;
yang menunjukkan kepada dunia ilmiah, luasnya ilmu yang telah Allah anugerahkan
kepada beliau; berupa pemahaman yang shahih, ilmu yang luas, dan kajian yang
dalam tentang hadit, dari berbagai sisinya. Ditambah lagi dengan manhaj beliau yang lurus, yang
menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai tolok ukur dan dasar dalam segala
sesuatu. Semua itu menjadikan sang Imam muncul sebagai sosok yang fenomenal,
menjadi rujukan ahli ilmu dan dengan cepat keutamaan ada pada diri beliau
dikenal oleh berbagai kalangan. Maka ketika Universitas Islam Madinah mulai
dirintis, yang dipelopori oleh Syaikh al-Allam Muhammad bin Ibrahim Alu
asy-Syaikh, yang saat itu adalah Mufti Umum Kerajaan Saudi Arabia, Syakh
al-Albani langsung menjadi pilihan untuk menjadi guru besar bidang Studi Hadits
di sana.
Di sana sang Imam sempat mengajar, dengan
berbagi suka dan duka, selama tiga tahun. Dalam masa-masa itu beliau adalah
figur dan teladan dalam keuletan, kesungguhan dan keikhlasan mengabdi, sampai
seringkali, pada waktu istirahat di antara mata pelajaran, beliau ikut serta
duduk di tengah mahasiswa di atas pasir demi menjawab pertanyaan dan berdiskusi
dengan murid-murid beliau.
Beliau adalah seorang yang sangat rendah
hati, sehingga di tengah mahasiswanya, beliau bagaikan salah seorang di antara
mereka. Tak heran bila mobil pribadi beliau yang sederhana selalu dipenuhi oleh
para murid-muridnya yang selalu ingin mengambil faidah dari beliau. Kedekatan
dan keakraban beliau dengan para mahasiswa dan ketergantungan mereka kepada
beliau, adalah bukti bahwa pengajaran-pengajaran beliau memang menuai berkah di
sana.
Di antara kenangan dan berkah yang masih
tersisa sampai saat ini di Universitas Islam Madinah adalah metodologi kuliah
yang beliau sampaikan dalam sub disiplin “Ilmu Isnad”. Beliau mengajarkan
bidang inidengan metode, memilih hadits dari Shahih Muslim misalnya, lalu
menuliskannya di papan tulis, lengkap dengan sanad. Berikutnya beliau membawa kitab-kitab biografi rawi-rawi
hadits, lalu menjelaskan kepada mahasiswa tentang metodologi kritik rawi dan
metodologi takhrij hadits, serta
segala hal yang berkaitann dengannya.
Pengajaran ilmu isnad yang dirintis oleh
beliau ini, menempatkan sosok beliau sebagai guru yang paling pertama
menempatkan sub disiplin ini sebagai mata pelajaran di perguruan tinggi, dan
itu yang paling pertama di dunia. Dan ketika sang imam meninggalkan Universitas
Islam Madinah untuk menetap di Yordania, metodologi pengajaran ini terus
dijalankan oleh para dosen yang menggantikannya.
⍟ Menjadi
Imam Para Ulama Ahli Hadits Abad Ini
Begitu banyaknya karya tulis dan hasil-hasil
studi beliau dalam disiplin ilmu hadits; yang dikenal dengan
kesimpulan-kesimpulan yang detil dan cermat, menjadikan beliau sebagai rujukan
para ulama dan para penuntut ilmu di berbagai Negara Islam. Mereka berdatangan
dari berbagai penjuru dunia untuk mengambil faidah dari berkah ilmu beliau.
Berikut ini beberapa hal yang menggambarkan
kedudukan tinggi beliau:
1.
Beliau terpilih sebagai anggota pada
dewan kajian hadits yang dibentuk oleh Mesir dan Suria, untuk memimpin komite
publikasi kitab-kitab sunnah.
2. Menjadi
guru besar bidang studi hadits di Universitas Islam Madinah, sebagaimana yang
telah disunggung. Bahkan kemudian beliau dipilih sebagai anggota majlis tinggi
di Universitas yang sama, periode 181-1383 H.
3. Beliau
pernah diminta menjadi guru besar di Universitas-Salafiyah, India, tapi beliau
tidak menyanggupi.
4. Beliau
juga pernah diminta oleh Menteri wakaf Saudi Arabia, Syaikh Hasan Abdullah Alu
asy-Syaikh, untuk menjadi guru besar ilmu hadits Makkah ai-Mukarramah.
5. Oleh
Raja Khalid bin Abdul Aziz, raja Saudi Arabia, beliau terpilih kembali sebagai
anggota Dewan majelis tinggi Universitas Islam Madinah periode 1395-1398 H.
6.
Perpustakaan azh-Azhahiriyah, di
Damaskus, mengkhususkan satu ruang tersendiri untuk Syaikh, demi memudahkan
studi dan penelitian beliau. Dan ini tidak pernah terjadi bagi seorang pun
sebelum beliau.
⍟ Pujian
Para Ulama
1.
Sikap hormat yang tidak lazim oleh
Syaikh al-Allamah Muhammad Amin asy-Syinqithi yang dikenal sebagai seorang ahli
tafsir yang tidak ada bandingannya di zamannya kepada Syaikh al-Albani, di mana
saja beliau melihat al-Albani berlalu, padahal beliau tengah mengajar di Majid
Nabawi, beliau menyempatkan berdiri untuk mengucapkan salam kepada al-Albani,
demi menghormatinya.
2. Pujian
al-Allamah Muhibuddin al-Khathib. “Di antara para da’i kepada as-Sunnah, yang
menghabiskan hidupnya demi bekerja keras untuk menghidupkannya, adalah saudara
kami Abu Abdurrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati al-Abani.”
3. Syaikh
Muhammad bin Ibrahim Alu asy-Syaikh pernah menyebut ai-Albani dengan pujian,
“Beliau adalah ahli Sunnah, pembela kebenaran, musuh para pengikut kebatilan.”
4. Pujian
Syaikh Abdul Aziz bin Baz, “Saya tidak pernah melihat seorang ulama di bawah
kolong langit ini, di abad modern ini, seperti al- Allamah Muhammad Nashiruddin
al-Albani.”
5. Pujian
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ”Yang saya ketahui tentang Syaikh, dari
pertemuan saya dengan beliau, dan itu sangat sedikit, bahwa beliau sangat teguh
di dalam mengamalkan as-Sunnah dan memerangi bid’ah, baik dalam, baik dalam
akidah maupun amaliyah. Dan dari telaah saya terhadap karya tulis beliau, saya
mengetahui bahwa beliau memiliki ilmu yang luas di dalam hadits, riwayat maupun dirayat. Dan bahwasannya Allah memberikan manfaat yang banyak dari
karya tulis beliau, baik dari segi ilmu maupun metodologi...” Dan begitu banyak
pujian yang beliau terima, yang tidak mungkin disebut seluruhnya dalam lembaran
biografi singkat ini.
⍟ Karya
Tulis Sang Imam
Berkah hidup dan sumbangsih sang imam
kepda dunia Islam, tidak saja berupa dakwah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah
berdasar manhaj a-Salaf ash-Shalih,
yang memenuhi cakrawala dan menghentakkan para pengikut kesesatan. Tapi juga
meninggalkan karya tulis yang di dalamnya tertuang hasil-hasil studi ilmiah
yang tidak kita dapatkan dalam karya tulis lain. Karya tulis beliau yang telah
tercetak tidak kurang dari119 buah, baik yang berupa ta’lif atau takhrij.
Bahkan masih banyak pula yang masih berbentuk manuskrip.
⍟ Berikut
adalah beberapa di antara karya tulisbeliau:
1. Adab az-Zafat.
2. Al-Ayat al-Bayyinat Fi Adami Sima’i
al-Amwat.
3. Al-Ajuwibah an-Nafi’ah An-As’ilah
Lajnah al-Jami’ah.
4. Ahkam al-Jana’iz.
5. Irwa’ al-Ghlil Fi Tahrij Alhadits
Manar as-Sabil.
6. Tahdzir as-Sajid Min Ittkhadz
al-Qubur Masajid.
7. Tahrim Alat ath-Tharb.
8. Shifah Shalati an-Nabi Min at-Takbir Ila
at-Taslim.
9. Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah Wa al-Maudhu’ah.
10. Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah.
11. At-Tawassul Anwa’uhu Wa Ahkamuhu, dan
lain-la
Ketika menjelang
ajal, beliau berwasiat agar seluruh perpustakaan pribadinya dihibahkan ke
Universitas Islam Madinah.
Beliau wafat pada
hari Sabtu 22 Jumadil Akhir 1420 H. Jenazah beliau dipersaksikan dengan iringan
ribuan para pelayat dari berbagai negeri. Semoga Allah melimpahkan rahmat
kepada sang imam, yang telah berjasa besar menggaungkan kembali dakwah
as-Salafiyah di abad ini.
Demikian biografi
singkat ini kami tulis yang disadur dari kitab al-Imam al-Mujaddid al-Allamah al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin
al-Albani, oleh Umar Abu Bakar.
E d i t o r
SUMBER:
Syaikh Muhammad
Nashiruddin al-Albani
“Sifat Shalat Nabi”
Seakan-akan Anda Melihatnya
Penerbit: Darul Haq,
Jakarta
Cetakan XIII, D.
Hijjah 1439 H. (09. 2018 M.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar