Jumat, 23 Februari 2018

Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto: "KAKAWIN BHARATAYUDA” PUPUH XLIII ( 4 – 7 )"

Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Sabtu, 24 Febuari 2018 - 13:57 WIB


TEWASNYA PATIH SANGKUNI


4
 Suyodhana sireki meh kawênangâtakis lâghawa. Lumumpat alayû luput lepas amet hurip kâtrêsnan. Tuwis Çakuni sang sêddêng kakêtêran kakeҫagraha. Asâmbat anangis dhinik winarêngan hujar seshttawa.
4
Suyodana pun nyaris terkena pukulan gada Bima yang dahsyat itu jika Ia tidak segera lompat mengelak dan menghindari pukulan gada Bima. Dengan perasaan takut yang teramat sangat Ia berlari kencang sekali menyelamatkan diri. Melihat amuk Bima yang bagai banteng ketaton itu membuat gemetaran dan lemas tubuh Sangkuni karena didera rasa  takut yang teramat sangat. Ketika Bima melihat Sangkuni ikut berlari, Bima menangkap Sangkuni dengan menjambak rambutnya. Sangkuni menangis meminta ampun kepada Bima agar tidak membunuhnya tapi Bima membalasnya dengan bersumpah serapah dengan kata-kata kotor.
5
Nda nara hênêng ta ko ng asu kanishtta nicâdhama. Nda tan warêg aweh lârambêk angupâya ring bancana. Kunang miyata n alpa teki pamalêsku duhkeri ko. Ikang Yamabala pwa panghiddêpana pwa gongning seshttawa.
5
“Sangkuni, kamu anjing penjilat dan jahat, rendah dan busuk. Kamu tidak pernah kenyang berbuat onar, menimbulkan kekacauan dan kesukaran pada orang lain dengan membuat tipu muslihat keji, sekarang terimalah pembalasanku ini. Yama, dewa mati akan segera mencabut nyawamu dan menyiksamu”.
6
Nahan wacana Bhimasena têhêr angdêdêl sâhasa. Rênuh ҫawanira sang Ârya Çakuni n linûd ring gada. Byatita sinêsêb sêsêbnira sinêmpa-sêmpal huwus. Dinûkakên amancadeҫa mapadohaning lot kidul.
6
Bima menghajar tubuh Sangkuni,  menendang dan memukuli dengan gadanya berulang kali. Tak puas sampai disitu, Ia juga  memotong-motong tubuh Sangkuni dan menghirup darah Sangkuni sesuai sumpahnya. Badan Sangkuni yang telah dipotong-potong itu kemudian dilempar ke lima penjuru, jauh ke arah Selatan dan.
7
Huwus parawaҫang musuh pênuh ikang ҫawâmarwwata. Hilini rudhinyana ghûrnnita mangarnna wâlwâdalêm. Kunang pwa ri luput Suyodhana dumeh turungning gawe. Tinût marapinet nda tan katêmu ya hiner-her muwah.
7
Musuh telah binasakan sehingga medan pertempuran dipenuhi mayat-mayat bergelimpangan bertumpuk laksana gunung yang tinggi menjulang. Bunyi percik darah yang mengalir dari tubuh para pasukan Kurawa menggenangi medan pertempuran bagai laut merah yang luas dan dalam. Akan tetapi dengan lepasnya Suyodana dari penangkapan berarti pekerjaan belumlah  selesai.


Pustaka :
Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Kakawin Bharata-Yuddha, Bhratara – Jakarta 1968

Drs. Slamet Priyadi - Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 24 Febuari 2017 – 13:58 WIB
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"P U A S A" By Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid

http://kertasinga.blogspot.com-Senin, 05 April 2021-13:02 WIB Definisi Shiyam) 1 Shiyam dan shaum secara bahasa adalah menahan diri dari...

"KONTEN ENTRY BLOG"