Guru SMPT-SMAT Annur Cimande Menulis
Kamis, 20 April 2017 - 20:03 WIB
“KELEPUS MAUT SI ASAP ROKOK”
Karya: Ki Slamet 42
Ketika hujan deras turun tak juga
berhenti
Ketika gelegar petir bersambut
berkali-kali
Ketika kedua mata tiada mau berpejam
lagi
Ketika rasa emosi menggeliat di
dalam hati
Maka aku pun berekspresi menulis
puisi ini
Jemari tanganku pun bergerak
menari-nari
Di atas keypad laptop yang barulah aku
beli
Sabtu sore di PGC bersama anak dan
istri
Aku hisap sebatang rokok mencari inspirasi
Aku hirup secangkir kopi terasa
segar sekali
Nikmatnya rasa rokok sambil minumlah
kopi
Segala pikir dan rasa tercurah tak
terhalangi
Kelepus asap rokok melayang di depan mata
Seperti berkata beri pesan penuhlah makna
Tentang bahaya rokok yang mengancam
jiwa
Tapi aku tiada peduli tak mau
mendengarnya
"Mengapakah
engkau masih bercengkerama
dengan asap maut rokok itu wahai lelaki tua?
Dan, aku sudah berpesan padamu sejujurnya
Agar jangan merokok lagi berhenti segera !"
dengan asap maut rokok itu wahai lelaki tua?
Dan, aku sudah berpesan padamu sejujurnya
Agar jangan merokok lagi berhenti segera !"
Tetapi aku masih tak perduli hatiku berkata,
"Akh kau asap, kau belum mengerti rupanya
Aku bisalah begini karena ada segumpal rasa
Yang menggeliat usiklah diri untuk dikemuka"
"Akh kau asap, kau belum mengerti rupanya
Aku bisalah begini karena ada segumpal rasa
Yang menggeliat usiklah diri untuk dikemuka"
Aku teruskan merokok dan menghisapnya
lagi
Sang asap rokok itu masih terus memperingati
"Baik wahai lelaki tua, kau akan rasakan nanti
Nikotinku akan tiba menyerangmu secara keji”
Sang asap rokok itu masih terus memperingati
"Baik wahai lelaki tua, kau akan rasakan nanti
Nikotinku akan tiba menyerangmu secara keji”
Kp. Pangarakan,
Bogor
Kamis, 05
Januari 2017 – 05:40 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar