Rabu, 25 Maret 2020

"BENTUK PERNYATAAN MUSIK" By Sumaryo L.E.

Blog Ki Slamet 42: Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Rabu, 25 Maret 2020  - 16.05  WIB



Ki Slamet 42

Sekarang kita coba meninjau perwujudan dari musik sebagai suatu bentuk pernyataan yang hidup yang memiliki daya untuk menggerakkan hati manusia. Sesungguhnya sudah jelas, bahwa musik hanya memiliki daya menggerakkan hati manusia pada waktu musik itu menjadi kenyataan yang bersuara.
Suara itu sendiri sudah mempunyai daya menggerakkan fisik serta kejiwaan manusia. Suara kaleng kosong yang dibanting ke lantai dengan tiba-tiba di alam sunyi akan langsung mengagetkan manusia, yang sekonyong-konyong dengan langsung pula menimbulkan asosiasi adanya kemungkinan ketidakserasian ataupun bahaya kena lempar, barang penuh dan sebagainya. suara kaleng kosong yang demikian tidak memiliki tinggi nada, ini disebabkan oleh adanya getaran yang tidak tetap dan tidak teratur yang menyebabkan barang itu berbunyi, suara demikian disebut bahana. Sebaliknya suara yang memilik getaran atau frekuensi yang teratur disebut nada. Nada oleh karenanya oleh karenanya mempunyai tinggi yang tetap.
Tidak semua nada termasuk nada musikal. Yang terlalu rendah frekuensinya atau yang terlampau tinggi, tidak dapat dipergunakan untuk nada musik. Nada-nada demikian mengganggu pendengaran kita. Soalnya, nada-nada yang demikian tidak dapat kita nikmati, sebab menggelisahkan.
Sekarang kita mencoba menghasilkan suara lain. Umpamanya suara trompet yang dilontarkan ke udara secara tiba-tiba. Dari suana yang tenang, tiba-tiba... teeet, teeet! Ada suara trompet. Meskipun suara trompet itu nada musikal, kita dibuat kaget juga karenanya. Dan hati kita menjadi gelisah. Berdebar-debar sebentar, sama saja dengan keadaan ketika kita tiba-tiba mendengar suara kaleng kosong tadi.
Suara keras yang dihasilkan secara tiba-tiba ternyata mempunyai pengaruh fisik yang mengagetkan kepada kita. Tidak menjadi soal, apakah itu suara musikal, dan apakah kita mau atau tidak. Antara kaget karena suara trompet tadi yang berbeda hanyalah asosiasi kita. Suara kaleng memberi asosiasi adanya barang jatuh, atau kena lemparan sesuatu. Sedang suara trompet mungkin langsung memberi asosiasi adanya suara klakson mobil di jalan.
Unsur yang tiba-tiba dihasilkan ini kadang-kadang dipergunakan juga dalam komposisi musik. Di dalam sebuah simponi ciptaan Haydn yang disebut orang “Surprise Symphny” juga terdapat penggunaan alat-alat musik yang dimainkan secara tiba-tiba dan keras sesudah para pendengarnya diberi kesempatan menikmati susunan nada-nada yang tenang. Menurut cerita, maksud Haydn berbuat demikian ialah karena ia hendak membangunkan pendengar-pendengarnya yang tertidur!
Perlakuan atau pembagian dalam berlangsungnya tempo ternyata juga mempunyai pengaruh kepada fisik manusia, yang kemudian tergerak jiwanya. Manusia adalh makhluk yang badannya, secara fisik, berkembang secara teratur.  Dalam segala-galanya. Malahan ada kecenderungan ke arah teraturnya segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan dan kemanfaatan badannya. Peredaran daerah, detik jantungnya, keluar-masuknya nafas lewat hidung kita, semuanya berlangsung dalam tempo yang penuh keseimbangan.
Fisik manusia dapat menyesuaikan diri dengan semua pembagian waktu yang berimbang. Kalau perimbangan ini diganggu, manusia menjadi gelisah, pernafasannya menjadi lebih cepat jalannya, begitu juga detik jantung dan peredaran darahnya.
Suara yang datang dengan tiba-tiba, dari tidak ada sekonyong-konyong menjadi ada, apalagi secara keras, terang mengganggu perimbangan fisik pendengarannya, yang menyebabkan rasa tegang. Suara yang dihasilkan dengan mempergunakan pembagian waktu secara teratur memuaskan hati manusia dan memberi kepadanya rasa ketenangan.
Jadi jelaslah, bahwa irama (ritme) sebagai pembagi waktu secara tertentu dalam musik mempunyai pengaruh pada diri manusia, terutama secara fisik. Sedangkan warna suara lebih menggerakkan jiwa kita. Suara kaleng tadi dan suara trompet, masing-masing memberi asosiasi yang berbeda satu sama lain.



KSP42—
Rabu, 25 Maret 2020 – 10.10 WIB
REFERENSI:
Sumaryo L.E.
Komponis, Pemain Musik dan Publik
Pustaka Jaya – Jakarta 1978


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"P U A S A" By Syaikh Abu Malik Kamal bin As Sayyid

http://kertasinga.blogspot.com-Senin, 05 April 2021-13:02 WIB Definisi Shiyam) 1 Shiyam dan shaum secara bahasa adalah menahan diri dari...

"KONTEN ENTRY BLOG"