Guru SMPIT Annur Cimande Menulis
Rabu, 28 November 2017 - 14:50 WIB
Wayang Kulit Pandawalima |
“ANALISA ISLAMI LAKON JIMAT KALIMASADA”
Karya : Ki
Slamet 42
Ada cerita
tentang senjata pusaka, Jimat Kalimasada
Yang kesaktian
dan keampuhannya sungguh tiada tara
Dimiliki oleh
putra pertama Pandawa lima, Yudhistira
Raja berwatak penyabar
bergelar Prabu Darmakusuma
Jimat
Kalimasada merupakan pusaka warisan keluarga
Diperoleh
secara temurun dari moyang Pandawa Lima
Begawan
Parasara, sosok mumpuni, sakti
mandraguna
Dihormati oleh
semua keluarga, Pandawa dan Kurawa
Suatu
ketika, Sang Dewa Srani curhat kepada ibunya
Dia, Betari Durga, seorang istri dari Sang Betara
Kala
Dan, Dewa Srani
pun mengutarakan akan keinginannya
Bagaimana
caranya, agar menjadi raja menguasai dunia:
“Ibunda, sesungguhnya ananda ini mempunyai cita-cita,
Ingin sekali mengusai dunia. Bagaimanakah
caranya?”
Mendengar
pertanyaan itu, menjawablah Betari Durga:
“Srani, syaratnya kau harus memiliki Jimat Kalimasada!”
Mendengar
jawaban ibunya, Dewa Srani kembali tanya:
“Jika begitu, Dimana, dan bagaimana mendapatkannya?”
“Kau haruslah mencurinya dari Prabu Darmakusuma,
Putera tertua Pandawa Lima di Negeri Amarta pura!”
Singkat cerita,
maka Dewa Srani dengan kesaktiannya,
Dengan cara mencuri,
bisa memiliki Jimat Kalimasada
Akan tetapi
jimat itu bisa direbut kembali oleh Arjuna
Satria sejati
panengah Pandawa yang sakti mandraguna
Lakon carangan
yang berkisah tentang Jimat Kalimasada
Kreasi murni,
ciptaan pujangga Islam dari Demak Bintara
Jimat atau
azimah adalah sesuatu yang sakti dan bertuah
Sada atau syahadah
berarti bukti diri bersaksi bersumpah
Dengan demikian
perkataan, Azimah Kalimah
Syahadah
Atau Jimat
Kalimasada berarti miliki kesaktian atau tuah
Yang hebat luar
biasa hingga tiada bisa dibuat jadi
lemah
Yang
dipunyai keluarga Pandawa Lima yang gemah ripah
Adapun Pandawa
Lima bermakna Rukun Islam yang Lima
Putra yang
pertama Yudistira, kedua Bima, ketiga Arjuna
Keempat dan
kelima, yaitu sikembar Nakula, dan
Sadewa
Syahadat,
Shalat, Puasa Ramadhan, Zakat, Haji Mabrura
Yudistira,
pada diri sang pemuka Pandawa si penyabar ini
Di atas
kepalanya, di sumpingnya, tersembunyi kertas suci
Nan putih
bersih, yang di dalamnya tertera tulisan kaligrafi
Dua Kalimah
Syahadah, bersaksi diri penganut religi
Islami
Bima Sena, di lengannya mengenakan gelang supit urang
Kepala dan
wajahnya selalu menatap merunduk pandang
Layaknya orang
yang sedang lakukan shalat, sembahyang
Tak mau henti
kerja bagai Shalat yang tak bisa di halang
Bima bertubuh
tinggi besar, soko guru keluarga Pandawa
Memiliki
aji-aji Panca Naka kekuatan sakti ada di jari lima
Itu selalu
digenggamnya kuat-kuat sebagai senjata pusaka
Maknanya, jika
shalat hikmat tubuh sehat kuat tiada tara
Arjuna, satria Panengah
Pandawa ini miliki keteguhan jiwa
Berwajah
tampan, putih bersinar, karena sukalah
bertapa
Laksana orang
yang suka lakukan puasa, jiwa kuat berjaya
Miliki energi
daya kekuatan supra, baik jiwa ataupun raga
Makula dan
Sadewa, si kembar ini,
keduanya rajin bekerja
Suka berdandan,
berpakaian bagus, indah dipandang mata
Bagai orang
yang suka keluarkan zakat, berhaji,
berderma
Karena rajin,
dan giat bekerja, maka cukup kaya
berharta
Adapun Dewa
Srani, yang merupakan
putera Betara Kala
Anak Betari
Durga melakukan pencurian Jimat Kalimasada
Dan ingin
menguasai dunia di bawah perintah kekuasaannya
Itu artinya,
ada tangan jahat yang ingin rusak aqidah agama
Mereka tiada
suka jika Islam berkembang di seluruh dunia
Maka, dengan berbagai macam kekuatan, yang dimilikinya
Melalui jalur
politik, ekonomi, sosial, teknologi seni budaya
Terus susupkan
pengaruhnya ‘tuk hancurkan moral bangsa
Jika
dikaji, dianalisa, ada pesan terkandung dari Pujangga
Sang
Pembuat ini cerita wayang, Lakon Jimat Kalimasada
Buat seluruh
umat Islam, yang ada di seluruh antero
dunia
Tetap jaga aqidah, amalkan ajaran Islam sepenuh jiwa raga
Bumi Pangarakan, Bogor
Rabu, 28 November 2017 – 14:57 WIB